Cerita Mistis Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu - Sajak Aksara

Cerita Mistis Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu

Kejadian mistis yang saya alami sendiri ketika mendaki gunung lawu jalur Cemoro Sewu pada februari 2018 lalu. Dan ini merupakan pendakian kedua saya setelah gunung Sumbing.

Pendakian gunung Lawu ini sebenarnya sudah saya dokumentasikan melalui tulisan yang berupa jurnal blog disini. Bagi yang belum membaca jurnal tersebut, dipersilahkan untuk membaca terlebih dahulu agar tidak gagal fokus. Keseluruhan cerita ada disana, tetapi mengenai kejadian mistis yang saya alami ketika mendaki gunung Lawu secara keseleruhan silahkan baca pada tulisan ini.

Siapa yang tidak kenal dengan Gunung yang terkenal angker ini. Seluruh penduduk Jawa akan meyakini hal yang sama jika Gunung Lawu adalah gunung angker dan dingin yang pernah ada di tanah Jawa. Berada di antara dua provinsi sekaligus membuat gunung Lawu menjadi salah satu destinasi pendakian bagi para pendaki.

Jika saya ceritakan mengenai peristiwa mistis yang saya alami di gunung Lawu mungkin kronologi kejadiannya akan seperti ini;

Karena waktu itu kami mendaki oleh dua kelompok, kelompok yang satunya sudah tiba di basecamp sejak pagi buta, dan ini adalah kelompok saya sendiri. Sedangkan kelompok yang lain masih belum datang sampai sore tiba. Mereka baru sampai ketika maghrib sudah menjelang dan posisi saat itu sedang gerimis.

Kamipun berangkat dari basecamp pada saat setelah maghrib. Dan gerimis masih mengguyur walau perlahan. Aura yang dirasakan berbeda ketika mendaki gunung sebelumnya, dan ini kali pertama saya mendaki setelah maghrib. Dan gunung Lawu ini terkenal dinginnya. Pada saat mendaki gunung ini tidak ada pikiran mengenai mistis atau apalah itu.

Karena saya masih pemula alias masih pertama mendaki ke gunung Lawu, akhirnya saya dan satu teman yang lain berada paling depan. Jumlah kelompok kami adalah sebelas orang, walau sebanyak itu perasaan takut masih saja ada. Setelah melewati pos satu masih tak ada kendala sama sekali. Suasana horror mulai menyelimuti kami ketika memasuki jalur pos dua ke pos tiga. Beberapa diantara kami hanya terdiam dan beberapa diantaranya lagi bercanda tak karuan. Dan saya memilih diam.

Sejenak saat istirahat di pos tiga, saya melebarkan senter ke semak semak dan juga jalur pendakian. Entah mengapa sesuatu terlihat seperti pendaki lain yang sedang duduk istirahat diatas kami. Tepat di jalur pendakian menuju pos empat. Dan yang menyadari hal itu hanya saya saja, tak mau menggubrisnya sayapun pura pura tak tahu dengan itu dan kembali berbalik kearah teman yang lain.

Sejenak kepalaku diisi rasa penasaran dan rasa takut. Siapa sebenarnya sosok yang sedang duduk dijalur tersebut. Walau tak jelas, tetapi sosok tersebut jelas berada di jalur pendakian dan duduk disana. Berselang dua menit setelahnya. Saya mencoba memeriksa kembali, dan sosok tersebut sudah tidak ada. Jantung berdebar dan rasa takut semakin menjadi jadi.

Karena rasa takut tersebut, saya menyuruh teman yang lain untuk jalan paling depan. Pikiran masih dilantunkan mengenai sosok yang duduk tersebut. Setelah berjalan selama hamper tujuh jam. Akhirnya kami sampai di areal camp, tepatnya di Sendang Drajat.

Barulah saya sadari bahwa gunung Lawu terkenal angker setelah mencari tahu dari teman lainnya. Rasa rasanya sosok tersebut masih mengganjal sampai sekarang.


Share:

Posting Komentar

5 Gunung di Jogja yang Cocok untuk Pendaki Pemula, Lengkap dengan Tipsnya

  Kamu sedang mencari gunung di jogja untuk pendaki pemula? Kamu bisa membaca artikel ini agar tahu apa saja rekomendasi yang bagus. Tulisan...

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes