PUISI (Masa Yang Rimpuh) - Sajak Aksara

PUISI (Masa Yang Rimpuh)



Detak jarum terus bergerak tanpa henti
Matahari belum berhenti bersinar
Alam terus bertadabbur dalam tasbih Ilahi
Anila menyapa dunia dengan rendah hati
Tak terduga Atma semakin tua di telan rimpuh

Bukan sekedar kicauan hati yang melirik bisu
Ini masa yang rimpuh di telan oleh zaman
Manusia terus bersibuk diri dalam waktunya
Lupa bahwa ini hanya pinjaman Tuhan
Tak sadar bumi akan menelannya

Gemuruh langit memberi tanda
Penomena alam terus di tampilkan
Bukan sadar tapi semakin riuh dengan waktunya sendiri
Langkah kaki terus terekam dengan indah
Sekedar bisikan, ini bukan drama ftv

Masa yang rimpuh.....
Bukankah alam sudah sering memberi tanda
Kebodohan dalam dialektika hidup terus di tularkan
Dunia semakin rapuh akibat waktu
Lupa dan bingung mengapa dengan masa yang rimpuh. 
Share:

Posting Komentar

Membaca Tanpa Bersosialisasi, Hidup Penuh Paradoks

Di era digital ini, membaca dan bersosialisasi bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Di satu sisi, membaca membuka jendela duni...

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes