Perjalanan turing vespa Kendari Toraja ini jadi pengalaman yang sangat spesial buat saya, apalagi dengan status saya sebagai boncengers alias yang dibonceng, bukan bawa Vespa sendiri. Ini adalah pertama kalinya saya ikut turing jarak jauh menggunakan motor, dan jujur saja, awalnya saya sempat ragu.
Bayangan perjalanan panjang, duduk berjam-jam di atas jok belakang, dan harus melewati beberapa kota besar di Sulawesi bikin saya mikir dua kali. Tapi ajakan teman-teman dan rasa penasaran akhirnya mengalahkan semua keraguan itu.
Sebagai boncengers, sensasi perjalanan yang saya rasakan jelas berbeda. Saya bisa lebih fokus menikmati pemandangan, merasakan perubahan cuaca, dan mengamati setiap detail jalan yang kami lewati dari Kendari sampai Toraja.
Walaupun badan cepat lelah dan pegal gak bisa dihindari, pengalaman dibonceng Vespa untuk turing sejauh ini justru memberi cerita yang gak kalah seru. Dari sinilah perjalanan panjang penuh kesan itu dimulai.
Baca juga:
- Perjalanan Gabut Naik KRL Jogja Solo
- Perjalanan Seru dari Kendari ke Pulau Kabaena
- Solo Travel Jakarta dari Kendari: Jelajahi Ibu Kota Sendirian
Turing Vespa Kendari Toraja, Perjalanan Jauh yang Gak Sia-Sia
Saat turing vespa Kendari Toraja ini benar-benar punya cerita sendiri buat saya. Ini adalah pengalaman pertama saya motoran dengan jarak terjauh sepanjang hidup. Awalnya, saya diajak teman-teman komunitas Vespa untuk ikut turing di bulan Oktober 2025, dari Kendari menuju Toraja. Jujur, sempat ragu karena jaraknya gak main-main. Tapi rasa penasaran dan ajakan teman akhirnya bikin saya mengiyakan perjalanan ini.
Menariknya, saya gak bawa Vespa sendiri. Saya ikut dibonceng, yang ternyata justru jadi pengalaman unik. Perjalanan panjang sambil menikmati jalanan Sulawesi dari atas jok belakang Vespa punya sensasi berbeda. Capek, iya. Tapi seru juga.
Kami berangkat dari Kota Kendari sejak pagi. Rute awal masih terasa bersahabat sampai masuk Kota Kolaka. Jalanan cukup panjang dan panas mulai terasa, tapi suasana tetap cair karena kami konvoi rame-rame. Dari Kolaka, perjalanan lanjut ke Lasusua di Kolaka Utara. Di titik ini, rasa lelah mulai kerasa banget, apalagi posisi dibonceng bikin badan gampang pegal.
Dari Lasusua, kami menyeberang laut menggunakan kapal selama kurang lebih 3 jam menuju Siwa, Sulawesi Selatan. Ini jadi momen istirahat paling nikmat. Bisa rebahan, makan, dan sekadar ngobrol sambil menunggu kapal sandar.
Setelah tiba di Siwa, perjalanan darat lanjut lagi ke Palopo. Malam mulai turun, udara makin dingin, dan badan sudah benar-benar lelah. Tapi begitu masuk jalur menuju Toraja, semua capek terasa terbayar.
Baca juga:
- Perjalanan Ke Kecamatan Kutoarjo Dari Stasiun Tugu Jogja
- Pecahan Memori Makassar: Keliling Kota, Maros, hingga Malino
- Camping di Potrobayan Bantul Jogja, Suguhan Sungai Opak!
Eksplor Toraja Selama Seminggu
Setelah perjalanan panjang, akhirnya kami sampai di Tanah Toraja. Rasanya campur aduk antara lega, senang, dan kagum. Selama seminggu di sana, kami benar-benar eksplor Toraja tanpa terburu-buru. Mulai dari keliling Kota Makale, menikmati suasana kota yang tenang, sampai naik ke daerah Toraja Utara.
Salah satu tempat yang paling berkesan buat saya adalah Lembah Olon. Tempat ini punya keistimewaan sendiri, mulai dari pemandangan alamnya yang masih asri sampai suasana sunyi yang bikin pikiran jadi lebih tenang. Jalanan berkelok dengan latar pegunungan bikin setiap perjalanan terasa istimewa.
Budaya Toraja juga jadi hal yang gak bisa dilupakan. Rumah adat Tongkonan, keramahan warga lokal, sampai cerita-cerita yang kami dengar selama perjalanan benar-benar bikin saya jatuh cinta. Tanah Toraja akan selalu jadi salah satu ingatan terbaik dalam perjalanan hidup saya, apalagi ini dicapai lewat turing Vespa jarak jauh.
Kembali dengan Jalur yang Sama, Murah tapi Penuh Cerita
Setelah seminggu eksplor, kami kembali ke Kendari dengan jalur yang sama. Menariknya, selama perjalanan ini kami gak menginap di hotel sama sekali. Di Toraja, ada satu anak Vespa yang punya rumah, jadi kami numpang menginap di sana. Saat istirahat di Lasusua pun, ada juga anak Vespa yang siap menampung kami.
Hal ini bikin biaya perjalanan jadi jauh lebih murah. Kebersamaan komunitas Vespa benar-benar terasa, bukan cuma soal motor, tapi juga soal solidaritas. Secara total, biaya yang saya keluarkan sekitar 2 juta rupiah saja, sudah termasuk makan, penyeberangan kapal, dan kebutuhan selama perjalanan.
Turing Vespa Kendari Toraja ini bukan cuma soal jarak, tapi soal cerita, persahabatan, dan pengalaman hidup yang gak akan tergantikan. Buat saya, ini adalah perjalanan yang akan selalu dikenang.
Buat saya pribadi, Toraja adalah destinasi yang wajib kamu datangi minimal sekali seumur hidup. Perjalanan panjang menuju ke sana memang gak mudah, apalagi kalau ditempuh lewat jalur darat dan laut seperti yang saya alami.
Tapi justru di situlah letak nilai petualangannya. Setiap kilometer yang dilewati, setiap rasa lelah yang muncul, semuanya terbayar lunas saat melihat keindahan alam dan merasakan suasana khas Tanah Toraja yang gak bisa kamu temukan di tempat lain.
Baca juga:
- Melancong ke Bali Naik Bus Gunung Harta dari Surabaya
- Info Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran: Tiket dan Estimasi
- Naik Kereta Bogowonto Jakarta Jogja, Oke Juga Nih!
Saya sangat merekomendasikan Toraja buat para petualang yang suka tantangan dan pengalaman baru. Gak harus selalu naik Vespa seperti saya, yang penting kamu berani melangkah dan membuka diri pada perjalanan panjang. Toraja bukan cuma tentang tempat wisata, tapi tentang cerita, budaya, dan kenangan yang akan terus hidup di ingatan. Sekali ke Toraja, rasanya pasti pengen kembali lagi.



Posting Komentar